SEKS DALAM INTERNET
Seks dalam Internet atau yang sering disebut Cybersex, saat ini telah
menjadi sebuah fenomena seksual yang bertumbuh cukup pesat, terutama di
kota-kota besar dimana internet semakin mudah diakses. Apalagi ditambah pula
semakin menjamurnya situs porno, fasilitas chatting yang menawarkan webcam dan
internet phone.
Bila
sudah menjadi kecanduan, cybersex ini
menjadi kombinasi adiksi, yaitu adiksi seks dan adiksi internet, dimana
seseorang secara berulang menggunakan fasilitas internet guna pemuasan hasrat
seksualnya. Secara harfiah, cybersex
dapat diartikan sebagai pemuasan hasrat seksual menggunakan fasilitas internet.
Bahkan, fenomena ini telah merambah dunia bisnis, tentunya untuk meraup
keuntungan dari berbagai jasa yang ditawarkan.
Secara
garis besar terdapat 3 kategori cybersex:
- Online porn: Gambar porno, dan cerita-cerita erotis
- Real time interaction: Chatting dimana topik yang dibicarakan adalah seks, “berhubungan seksual” lewat dunia maya, webcam seks.
- Multimedia-software: Game erotis, video porno.
Para
psikolog dan ahli ilmu-ilmu sosial lainnya telah lama menaruh perhatian pada
dampak yang ditimbulkan oleh situs-situs porno atau sering disebut juga sebagai
"CYBERSEX".
Menurut
Leiblum (1997) dalam Journal of Sex
Education and Therapy berjudul Sex and
the net: Clinical implications, situs porno merupakan sarana ekspresi seksual
yang memiliki rentangan secara kontinum dari sekedar rasa ingin tahu sampai
pada perilaku obsesif. Bagi individu yang memerlukan terapi seksual, media seksual on-line seringkali dianggap
dapat mengakomodasi hal-hal yang berhubungan dengan isolasi sosial dan
ketidakbahagiaan dalam hidup. Lieblum
membedakan 3 (tiga) karakter klinis dari para pengakses situs porno.
Ketiga
profil tersebut adalah:
· Loners, dimana
seseorang (user) menganggap bahwa situs porno dapat menjadi alat untuk
mengakomodasi masalah-masalah atau hal-hal yang tidak menyenangkan dalam hidup.
· Partners, dimana
situs porno dianggap sebagai bagian dari pasangan hidup si user. Ketika user
mengalami masalah dia dapat mencari solusi melalui situs porno
· Paraphilics,
dimana seseorang tergantung pada situs porno untuk memberikan stimulasi dan
kepuasan seksual.
Selain
tentunya penyebab adiksi/kecanduan seperti pada umumnya, cybersex ini dapat menjerat para pelakunya menjadi kecanduan
karena:
- Aksesibilitas. Saat ini fasilitas internet telah dapat diakses dengan sangat mudah. Dalam arti dapat dikonsumsi secara publik dari berbagai golongan sosial tanpa memandang usia, pekerjaan, jenis kelamin, dll.
- Isolasi. Cybersex menawarkan kesempatan seseorang untuk terpisah dari orang lain, dan lebih jauh lagi untuk terperosok lebih jauh lagi dalam hal fantasi seksualnya tanpa takut tertular penyakit, kehamilan tak diinginkan, dll.
- Anonim. Kondisi para pelaku cybersex yang anonim ini membuatnya lebih kecanduan menggunakan internet sebagai fasilitas pemuas hasrat seksual. Cybersex menawarkan anonimitas, dimana pelakunya tidak perlu takut dikenali masyarakat bila mengunjungi prostitusi, mengunjungi seks shop, striptease club, dll. Dan identitas di dunia maya pun dapat dikaburkan.
- Terjangkau. Saat ini, fasilitas cybersex sangat terjangkau, dan internet juga cukup murah. Fasilitaschatting gratis, begitupula materi-materi porno yang terkandung dalam berbagai situs porno juga banyak yang dapat dilihat tanpa biaya hingga dapat di-download dengan cepat. Tentu saja dibandingkan dengan jasa prostitusi yang berbayar dan berisiko tertular penyakit.
- Fantasi. Cybersex juga menawarkan bagi pelakunya untuk berfantasi secara bebas dimana mungkin fantasinya itu bertentangan dengan norma masyarakat. Termasuk didalamnya adalah menentukan kriteria fisik lawan jenis yang diinginkan, skenario chat sex yang akan dinikmati, dll.
Berikut tanda-tanda seseorang yang
telah kecanduan seks via internet, seperti dilansir dari onlymyhealth, antara
lain:
- Menghabiskan waktu berjam-jam untuk melihat hal-hal yang berbau porno di internet, seperti video atau foto-foto porno.
- Orang kecanduan seks via internet selalu melibatkan diri dalam obrolan seks online. Hal ini merupakan cara untuk menikmati fantasi seksual sehingga melupakan aktivitas lainnya karena terlaru larut obrolannya.
- Akan berperilaku menjengkelkan jika tidak dapat mengakses internet. Bagi orang yang sudah kecanduan seks via internet tidak akan bersikap normal jika tidak menyalurkan keinginan seksualnya dengan berselancar di dunia maya.
- Orang yang telah kecanduan seks via internet akan merasa berkurangnya keintiman seksual dan kesenangan dalam kehidupan nyata. Orang tersebut akan membandingkan kehidupan nyata dengan kehidupan seks virtual yang membuatnya lebih puas.
- Selalu berfantasi tentang seks.
- Bersikap defensif ketika orang lain memberitahu bahwa dirinya telah menghabiskan waktu berjam-jam di internet. Orang yang telah kecanduan seks via internet selalu takut tertangkap basah oleh orang lain ketika sedang menyalurkan hasrat seksualnya dan membuatnya bersikap skeptis.
- Selalu merasa bersalah tetapi tidak dapat mengendalikan keinginannya untuk berselancar di dunia maya.
- Rela menghabiskan banyak uang untuk mengakses situs-situs porno yang berbayar.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar