Resensi Novel EDENSOR Karya Andrea Hirata
Resensi Novel Edensor
Novel Edensor karya Andrea Hirata adalah
novel ketiga dari Tetralogi Laskar pelangi yang diluncurkan dan menarik minat
para pembaca. Novel ini bercerita tentang keberanian bermimpi, kekuatan cinta,
pencarian diri sendiri, dan penaklukan-penaklukan yang gagah berani.
Edensor
menggambarkan mengenai kehidupan seseorang yang berubah akibat cinta. Segala
sesuatu yang dianggap buruk olehnya berubah menjadi hal yang terasa indah,
hingga tokoh mendapat beasiswa Uni Eropa. Dia merasa hidupnya indah setelah
berjumpa dengan cinta pertamanya, A Ling. Dan merasa hilang saat cinta
pertamanya meninggalkannya, hingga Ia menaklukkan daerah-daerah demi mencari
cinta pertamanya, sampai dia menemukan desa Edensor yang pernah diceritakan A
Ling kepadanya. Edensor menceritakan juga mengenai ditemukannya sepotong
kecil mozaik hidup yang ditemukan satu persatu saat berkelana.
Walapun
karyanya masih terlalu hipotetik, karya Andrea Hirata diterima secara luas,
mungkin karena para pembaca jenuh dengan sajian novel-novel umunya yang bertema
urban ringan, dan mendamba tulisan berkapasitas seperti karya Andrea Hirata.
Anatomi Buku
Judul : Edensor
- Nama Pengarang : Andrea Hirata
- Kota Terbit : Bandung
- Tebal Buku : 20,5 cm
- Penerbit : PT. Bentang Pustaka
- Halaman Buku : xii + 290 halaman
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam
Novel Edensor adalah :
A. Unsur
Intrinsik
- Tema
Tema dari novel tersebut adalah keberanian
mimpi, kekuatan cinta yang mengubah hidup, pencarian cinta dan diri sendiri
dengan penaklukan-penaklukan yang gagah berani.
- Alur
Alur yang lebih sering digunakan adalah
alur maju. Sebagian menggunakan Alur Flashback, di mana tokoh mengingat masa
lalunya, yaitu pada Mozaik (Bab) 2, 9, 26, 42, dan 44.
- Amanat
Amanat yang dapat dipetik dari kisah novel
tersebut adalah suatu keyakinan dan kemauan dapat menuntun kita untuk
mewujudkan mimpi-mimpi yang pernah tersirat di benak kita, dan kekuatan cinta
dapat mengubah hidup kita menjadi lebih indah. Seperti kisah Ikal, anak yang
awalnya nakal dan brutal dapat berubah menjadi seseorang yang lebih baik.
Kekuatan cintanya dapat menuntunnya dalam menaklukkan daerah-daerah di benua
Eropa dan Afrika.
- Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut
pandang orang pertama (penggunaan kata ‘aku’ dan ‘kami’) dan sudut pandang
orang ketiga tunggal dan jamak (penggunaan kata ‘dia’ dan ‘meraka’ atau
penyebutan nama secara langsung)
- Latar
Waktu terjadinya cerita adalah pada pagi
hari, siang hari, dan malam hari.
Tempat – tempat terjadinya cerita adalah :
- Laut (Pada Mozaik 1)
- Rumah ( Pada Mozaik 2 – 8 )
- Bandara ( Pada Mozaik 9-10 )
- Tempat Kost ( Pada mozaik 11 )
- Kantor Uni Eropa ( Pada Mozaik 12 )
- Prancis ( Pada Mozaik 13-28, 42-43)
- Daerah – daerah di Eropa (Pada Mozaik 29-37)
- Austria (Pada Mozaik 38 )
- Venesia (Pada Mozaik 39)
- Milan (Pada Mozaik 40 )
- Afrika (Pada Mozaik 41)
- London (Pada Mozaik 44)
- Penokohan
Tokoh-tokoh dalam Novel Edensor
adalah :
- Ikal (Andrea) : Pekerja keras, pantang menyerah
- Arai : Pekerja keras, baik hati, pantang menyerah
- Weh : Pekerja keras
- Ayah : Bijaksana dan baik hati
- Ibu : Memiliki pendirian yang tetap
- Taikong Hamim : Pemarah dan tidak penyabar
- A Ling (Njoo Xian Ling) : Baik hati
- Famke Somers : Penolong, baik hati
- Stansfield : Primordial
- Townsend : Pintar dan provokatif
- Katya : Tenang dan baik hati
- MVRC Manooj : Ceria
- Gonzales : Ceria
- Hopkins Turnbull : Tegas
- Majas
Penggunaan gaya bahasa dalam novel Edensor
adalah adanya penggunaan bahasa-bahasa asing.
B. Unsur
Ekstrinsik
- SosialKehidupan sosial yang berlangsung dengan baik, di mana antar tokoh dapat menjalin hubungan pertemanan yang baik dan saling membantu. Namun masih banyak kehidupan yang berkelompok, sesuai dengan bangsanya sendiri.
- BudayaPengaruh budaya dalam novel tersebut besar, di mana banyak tokoh yang membawa budayanya dan masih diterapkannya di perantauan. Namun, mereka juga dapat masuk ke dalam budaya-budaya orang lain dan beradaptasi, agar hubungan pertemanan trjalin dengan baik.
- ReligiDalam Novel tersebut, nilai religi sangat diperhitungkan. Contohnya, tokoh utama Arai dan Ikal, membawa agama hingga dalam perjalanan menaklukkan Eropa dan Afrika. Di mana mereka berjumpa dengan tokoh agama dan saudara seiman. Tokoh juga masih melaksanakan ibadat sesuai agama dengan rutin, di mana pun mereka berada.
- PolitikPolitik dalam Novel tidak terlalu berpengaruh, karena dari awal hingga akhir novel bercerita mengenai kehidupan beragama, budaya, dan sosial dengan sesama yang berbeda latar belakang dan asalnya.
Sinopsis
dari Novel Edensor :
Arai
dan Ikal, 2 orang yang tidak terpisahkan sejak kecil. Ikal yang waktu lahir di
beri nama Aqil Barraq Badruddin, diharap dapat membawa damai. Namun ternyata, nama
itu tidak cocok untuknya dan dia adalah anak yang terkenal nakal. Sehingga
Ayahnya bermaksud mengganti namanya. Ikal-lah yang menentukan namanya. Setelah
dia membuka sebuah majalah, dia menemukan nama ‘Andrea’. Ayah dan Ibunya pun
akhirnya menyetujuinya.
Tak
lama setelah dia berganti nama, Ia bertempu dengan seorang gadis di masa SMP,
yaitu Njoo Xian Ling atau A Ling. Andrea (Ikal) merasa dia telah jatuh cinta
padanya. Sehingga setiap hal yang biasanya dianggap buruk olehnya berubah menjadi
hal yang lebih indah. Namun, orangtua Ikal mengira bahwa Ikal berubah karena
pergantian namanya. Padahal sebenarnya, Ikal menjadi anak baik berkat A Ling.
Pada
saat keluarga A Ling berduka, mereka pindah. Ikal sangat terpukul. Hanya ada
satu kenangan dari A Ling, sebuah novel yang menggambarkan desa khayalan
‘Edensor’. Benda itu dijaganya, meski sudah lusuh. Membaca novel lusuh itu
menghibur hati Ikal.
Setelah
tamat SMA, Arai dan Ikal mendapat beasiswa Uni Eropa untuk kuliah di Universite
de Paris di Sorbonne, Prancis. Di perantauan, Ikal merasakan sari pati hidup.
Mereka pun ingin menghabiskan liburan musim panas dengan hal yang tidak
terduga. Mereka ingin berkelana. Tak disangka, banyak yang ikut bertaruh.
Sehingga perjalanan diikuti oleh 4 kelompok.
1
kelompok wanita telah menemukan pujaan hatinya, dan tidak meneruskan perjalanan
dan 1 kelompok tidak sanggup melanjutkan perjalanan. Tidak disangka, demi
menemukan A Ling, Arai dan Ikal telah menjelajahi Eropa, hingga ke Milan. Di
sudut Milan, Ikal menemukan pemilik nama Andrea yang dibacanya di majalah. Dari
hal itu, Ikal menemukan sepotong kecil mozaik hidupnya. Dia semangat mencari A
Ling. Hingga tempat terakhir yang dihuni oleh orang yang bernama A Ling adalah
Afrika. Mereka pun berhasil menjelajahi setengah Afrika dan menemui setiap
orang yang bernama Njoo Xian Ling. Namun tidak ditemukannya A Ling pujaan
hatinya.
Karena liburan musi panas berakhir, mereka
terpaksa kembali ke Prancis. Setelah mereka berbagi pengalaman, semua tak
percaya bahwa Arai dan Ikal berhasil menjelajahi Eropa hingga Afrika, tanpa
mereka tahu, semua didasari cinta. MVRC Manooj dan Gonzales yang kalah. Mereka
pun harus menjalankan sanksi yang dijanjikan.
Setelah
itu, Arai dan Ikal kembali sibuk dengan tesisnya agar cepat lulus dan kembali
ke kampung halaman. Setelah beberapa waktu, kesibukan Ikal terpecah saat Arai
sakit. Arai harus kembali ke Indonesia. Ikal sangat sedih karena kini dia
sendiri. Dia pun terjun ke dalam tesisnya tanpa Arai di
sisinya. Sayangnya, Dosen yang
memegang tesisnya , Profesor Turnbull harus pensiun dan kembali ke Sheffield,
Inggris dan bekerja di sana. Demi tesisnya, Ikal pindah ke Sheffield Hallam
University. Pada saat Ikal datang ke rumah Profesor Turnbull. Ternyata beliau
dipanggil ke kampus. Ikal harus menunggu selama 2 jam. Akhirnya, Ikal
berkeliling Sheffield dan akan kembali ke rumah Turnbull selama 2 jam. Ikal
menaiki Bus desa yang dipenuhi petani kumal yang hanya berdiam.
Tanpa
terasa, sudah lebih sejam Ikal berada di bus. Bus berjalan, Ikal semakin dekat
dengan desa yang dipagari tumpukan batu bulat hitam, rumah penduduk
berselang-seling diantara jekarak anggur. Ikal merasa kenal dengan gerbang desa
berukir ayam jantan, dengan pohon willow di pekarangannya, bangku-bangku batu
dah jajaran bunga daffodil. Ikal merasa masuk ke sebuah desa khayalan yang
telah lama hidup dalam kalbunya. Ikal meminta sopir berhenti dan ia turun.
Ingatannya mengenai daerah ini selama belasan tahun, tiba-tiba berada di depan
matanya. Saat ia bertanya mengenai desa itu kepada seorang ibu yang lewat, ibu
itu menjawab ‘Ini EDENSOR’.
KESIMPULAN
- Kelebihan dari novel :Mengandung makna mendalam dari setiap kisah hidup, jauh dari sifat menggurui, kadang kala ngawur dengan sebagian tokoh yang lucu. Novel juga lebih berkesan mendidik
- Kelemahan dari novel :
Judul Edensor kurang sesuai dengan cerita, karena maksud ‘Edensor’ terdapat di akhir cerita. Dan sangat sedikit bayangan Edensor dalam novel karena dari penulis lebih banyak menuliskan perjalanannya menaklukkan daerah-daerah daripada penjelasan maupun cerita panjang mengenai Edensor
- Tanggapan :Menurut saya, novel ini layak dimasyarakatkan, karena setiap mozaik yang terdapat dalam novel mengandung makna mendalam. Novel ini sangat cocok untuk mengisi waktu luang dan sebagai referensi ilmiah. Setiap paragraf berkembang menjadi susunan mozaik, dan setiap mozaik berkaitan satu sama lain membentuk satu buku yang bagus. Ceritanya menggugah perasaan dan mengajari kita agar senantiasa tidak menyerah, menembus semua tantangan yang ada, hingga tercapai tujuan kita.
Komentar
Posting Komentar