KAITAN
ILMU BUDAYA DASAR DENGAN PSIKOLOGI
Ilmu budaya dasar adalah ilmu yang
mempelajari tentang budaya dan lingkungannya. Ilmu psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jiwa manusia.Ilmu budaya dasar mempunyai kaitannya dengan
ilmu psikologi. Semua manusia pasti mengenal budaya.
Hubungan
ilmu budaya dasar dengan psikologi
Pada awal perkembangannya, ilmu psikologi tidak menaruh perhatian terhadap
budaya. Baru sesudah tahun 50-an budaya memperoleh perhatian. Namun baru pada
tahun 70-an ke atas budaya benar-benar memperoleh perhatian. Pada saat ini
diyakini bahwa budaya memainkan peranan penting dalam aspek psikologis manusia.
Oleh karena itu pengembangan ilmu psikologi yang mengabaikan faktor budaya
dipertanyakan kebermaknaannya. Triandis (2002) misalnya, menegaskan bahwa
psikologi sosial hanya dapat bermakna apabila dilakukan lintas budaya. Hal
tersebut juga berlaku bagi cabang-cabang ilmu psikologi lainnya.
Sebenarnya bagaimana hubungan antara
psikologi dan budaya?
Secara
sederhana Triandis (1994) membuat kerangka sederhana bagaimana hubungan antara
budaya dan perilaku social.
Ekologi - budaya - sosialisasi - kepribadian – perilaku
Sementara itu Berry, Segall, Dasen, & Poortinga (1999) mengembangkan
sebuah kerangka untuk memahami bagaimana sebuah perilaku dan keadaan psikologis
terbentuk dalam keadaan yang berbeda-beda antar budaya. Kondisi ekologi yang
terdiri dari lingkungan fisik, kondisi geografis, iklim, serta flora dan fauna,
bersama-sama dengan kondisi lingkungan sosial-politik dan adaptasi biologis dan
adaptasi kultural merupakan dasar bagi terbentuknya perilaku dan karakter
psikologis. Ketiga hal tersebut kemudian akan melahirkan pengaruh ekologi, genetika,
transmisi budaya dan pembelajaran budaya, yang bersama-sama akan melahirkan
suatu perilaku dan karakter psikologis tertentu.
Contoh seperti, dalam aspek bersikap dalam kehidupan
yang berbeda beda sehingga kita dapat menempatkan diri pada situasi apapun yang
akan kita hadapi. Dalam penerapan ilmu ini factor pendukungnya antara lain
adalah agama atau kepercayaan kita terhadap Tuhan.
Inti dari ilmu budaya dasar dalah kehidupan
bermasyarakat, yaitu sejauh apa ilmu budaya dasar dapat mempengaruhi sikap dan
tata cara kita dalam bermasyarakat. Bila kita sudah mempunyai dasar yang kuat,
dapat diyakini bahwa kita akan dapat membawa diri dalam masyarakat.
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya
merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan
menggunakan pengetahuan budaya, baik dari segi masing-masing keahlian didalam
pengetahuan budaya, maupun secara gabungan antar bidang berbagai keahlian dalam
pengetahuan budaya. Jadi, pada dasarnya kebudayaan pada suatu masyarakat
merupakan perwujudan manusiawi dari individu-individu yang berada dalam
masyarakat pendukungnya sehingga permasalahan kebudayaan akan selalu berkembang
sejalan dengan perkembangan pola pikir dan kebutuhan manusia yang sudah barang
tentu tidak bisa lepas dari aspek psikologis dan kepribadian dari orang-orang
dalam masyarakat tersebut.
Dalam konsep yang paling dominan
kebudayaan dapat dimaknai sebagai fenomena material, sehingga menurut faham ini
pemahaman dan pemaknaan kebudayaan lebih banyak dicermati sebagai keseluruhan
system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat,
1980 : 193).
Sejalan
dengan pengertian tersebut maka tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat
akan terikat oleh kebudayaan yang terlihat wujudnya dalam berbagai pranata yang
berfungsi sebagai mekanisme kontrol bagi tingkah laku manusia (Geertz, 1973),
kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara
sosial, oleh para anggota suatu masyarakat. Sehingga suatu kebudayaan bukanlah
hanya akumulasi dari kebiasaan (Folkways) dan tata kelakuan (mores ) tetapi
suatu sistem perilaku yang terorganisasi.
Fenomena yang berkenaan dengan Psikologi yang berkaitan dengan Ilmu Budaya Dasar
Ketika budaya
berpakaian minim bagi kaum perempuan masuk ke Indonesia, muncul berbagai
perdebatan.
Konflik antar etnik di Indonesia juga sering terjadi yang dilatarbelakangi oleh prasangka antar etnik dan konformitas. Misalnya seperti Konflik Antara Etnik Dayak Dan Etnik Madura Di Kalimantan, kasus ambon hal ini merupakan konflik psikologi lintas budaya maka untuk meminimalisir adanya konflik yang terjadi diindonesia mengenai budaya sangat penting untuk mempelajari psikologi lintas budaya karena erat kaitannya bagaimana kita dapat mengetahui perbedaan budaya baik dari individunya maupun kolektif.
Konflik antar etnik di Indonesia juga sering terjadi yang dilatarbelakangi oleh prasangka antar etnik dan konformitas. Misalnya seperti Konflik Antara Etnik Dayak Dan Etnik Madura Di Kalimantan, kasus ambon hal ini merupakan konflik psikologi lintas budaya maka untuk meminimalisir adanya konflik yang terjadi diindonesia mengenai budaya sangat penting untuk mempelajari psikologi lintas budaya karena erat kaitannya bagaimana kita dapat mengetahui perbedaan budaya baik dari individunya maupun kolektif.
Sumber
Data :
Komentar
Posting Komentar